Pages

Showing posts with label MoTRIPation. Show all posts
Showing posts with label MoTRIPation. Show all posts

Tuesday, February 21, 2012

Teruslah berbuat baik dan menebar manfaat!

Kenapa ya, selalu saja ada orang yang tidak suka dengan perbuatan baik yang kita lakukan, bagaimana kalau kita melakukan hal buruk ya.... Lagi pula mengapa harus tidak suka, sudah jelas yang kita lakukan adalah kebaikan, dan memberikan manfaat buat banyak orang. Tapi tetap saja ada yang tidak suka...

Mmmmm... itulah kehidupan ya sahabat, selalu ada orang yang suka dan akan ada pula orang yang tidak suka terhadap apapun yang kita lakukan, meskipun itu adalah hal baik.
Tapi, suka ataupun tidak suka, tak perlulah membuat kita berhenti dan mengubah pikiran dan langkah kita. Yang harus kita lakukan adalah "TERUSLAH BERBUAT KEBAIKAN dan MENEBAR MANFAAT"

Salam

Tuesday, February 14, 2012

Itu bukan jalan buntu, hanya sebuah kelokan!

Sering kali kita melihat sesuatu permasalahan yang kita hadapi tampak seperti jalan buntu. Padahal kita hanya perlu maju beberapa langkah lagi untuk mengetahui bahwa sesungguhnya itu adalah kelokan jalan, yang akan menuntun kita mencapai tujuan.

Teruslah berusaha semaksimal mungkin, bukankah kita percaya bahwa Tuhan itu ada dan senantiasa menatap hambanya. Ketika Tuhan ciptakan permasalahan, yakinlah bahwa IA hadirkan pula solusi terbaiknya.
Salam
@rendyyusran

Friday, October 21, 2011

Hikmah mudik; Dari mana asal, dan mau kemana ?


Kalau anda pernah mengalami pulang mudik dengan kendaraan umum, pasti pernah merasakan duduk berdekatan bahkan dengan orang-orang yang belum pernah anda kenali.
Namun, walau tak kenal satu dengan yang lainnya, biasanya kita akan bertegur sapa, hanya sekedar basa basi atau obrolan singkat.

Tapi, ketika anda tahu asal meraka, atau tujuan mudik mereka sama dengan anda, pasti perbincangan semakin seru, dan serasa anda dekat dengannya, tak peduli orang tersebut baru anda jumpai saat itu.

Dan biasanya pun kita tak segan untuk menawarkan makanan, minuman, bekal kita untuk mereka, begitu pula sebaliknya. Perjalanan anda terasa nyaman, damai dan penuh kekeluargaan, betul?!

Lalu mengapa demikian adanya..? karena kita tau dari mana saudara baru kita itu berasal dan mau kemana tujuannya!!, Mengapa kita begitu akrab dan antusias,?, karena asal dan tujuannya pun sama dengan kita..!! Nyaman, damai penuh kasih, bahkan perjalanan jauh pun tak terasa.

Sesungguhnya, seperti itu juga hidup.
Kalau dalam kehidupan kita, dalam pergaulan, dan dalam hubungan kita dengan lingkungan, kita mengenal dan mengetahui dari mana sesungguhnya kita berasal dan mau kemana tujuan kita nantinya, maka pastilah hidup akan menjadi tentram.
Tapi seringkali kita selama ini tak mengenal, tak mengetahui sesungguhnya dari mana kita berasal dan mau kemana kita nantinya.

Bukankah semua manusia berasal dari tempat yang sama, dan nantipun tujuan akhir kita bermuara pada hal yang sama pula.??
Bukankah dahulu kita tiada, dan kemudian nanti kita akan dikembalikkan..?
Kita lupa bahwa sesungguhnya kita berasal dari Tuhan, dan tujuan kitapun adalah kembali padaNya.

Jika kita mengetahui asal dan tujuan kehidupan kita, bukankah seharusnya tentram kehidupan ini, damai, tak ada yang saling menyakiti, tak ada yang menghinakan , tak ada kemungkaran,
Bukankah seharusnya kita saling kasih, mencintai sesama, saling peduli dan berbagi..? Sama seperti ketika kita berada dalam kendaraan umum saat mudik, walaupun baru bertemu saat itu dengan penumpang lainnya, tetapi ketika kita tahu asal dan tujuan mereka, membuat kita semakin, hormat, kasih dan peduli...??!

Lalu lihat dengan sekitar kita saat ini, mengapa rasanya ketentraman, kasih sayang, pedulidan berbagi itu sulit kita temukan,,??

Bisa jadi, kita masing-masing belum mengenal, belum menyadari dari mana kita berasal, dan mau kemana tujuan kita nantinya..
Artinya, kita belum mengenal Tuhan, yang menciptakan kita, tempat kita kembali nanti.

Renungan buat kita, telah sadarkah kita akan dari mana kita, dan mau kemana kita..!
Sudahkah kita mengenal TUHAN dalam kehidupan kita...

Astagfirullahal'adzim


Saturday, September 24, 2011

Learn to be helpful on Ho chi min

Seperti biasa, travelling ke beberapa kota di asia sudah menjadi agenda tahunan saya bersama teman-teman komunitas mc backpackers. Tahun lalu yang menjadi tujuan wisata kami adalah beberapa kota di vietnam. Dan sekarang saya mau mengenang sejenak tentang perjalanan saya ke kota Ho chi min, ibukota negara Vietnam. Lagi-lagi bukan cerita mengenai kota-kotanya saja, namun hikmah dibalik setiap perjalanan.

Pertamakali menginjak kota ini, tidak ada yang begitu spesial, karena keadaan kota hochimin tidak jauh berbeda dengan kota-kota di Indonesia, bahkan cenderung lebih 'biasa'. Berkeliling Kota jajahan US ini akhirnya membuat saya terkenang dengan keadaan Indonesia beberapa puluh tahun lalu. Wajar, negara ini merdeka nya juga belum lama. Wah apalagi di pasar yang terletak di tengah kota, saya tersenyum sedikit bangga, karna harga-harga dipasar ini dua ali lebih murah dibanding dengan di Indonesia. Pasti, karna nilai tukar mata uang mereka pun juga dua kali dibawah rupiah. Suuttt.. satu lagi, mereka benar-benar tidak bisa berbahasa selain bahasa mereka. Inggris pun tak bisa. Jadi ketika bertansaksi, senjata mereka hanya kalkulator.. wahhh.. Bangga Indonesia nih jadinya.

Point nya adalah ketika saya sedang mencari travel untuk berkeliling kota hochimin sekaligus membawa kami ke sebuah museum / kawasan perang, dan terowongan pertahanan vietnam 'chuchi tunnel' ketika musim perang.
Salah seorang pemilik travel didekat penginapan, menawarkan paket mereka dengan begitu ramah , dan lancar berbahasa inggris. Dan Alhamdulillah kita mendapatkan harga yang spesial. Terus terang saya sangat respek dengan pemilik travel ini, terlihat dia membantu dengan sepenuh hati.
Al hasil jadilah kami berkeliling hochimin keesokan harinya.

Sebenarnya, cerita berikut adalah kejadian yang tak mau saya ingat lagi, namun harus saya ceritakan untuk sama-sama mengambil hikmah.
Ketika kami ingin menuju hotel setelah belanja di pasar tengah kota, Kami dibajak oleh Sopir taxi dikota itu, dia mencoba memeras kami, dengan bahasa vietnamnya dia memaksa kami membayar mahal taxi yang jaraknya sangat dekat, dengan keadaan taxi terkunci.
Dengan keadaan yang semua panik, kami berhasil keluar dari mobil dan langsung berteriak meminta tolong, dengan bahasa inggris dan bahasa indonesia.. haha.. namun taxi itu lebih dahulu tancap gas, tak dapat dikejar oleh masyarakat sekitar.
Setelah meminta pertolongan dengan beberapa sekurity di daerah perkantoran didekat danau ditengah kota hochimin, akhirnya kami berhasil menelephon seseorang, yang entah saya pun tidak mengerti mengapa akhirnya kami menelpon pemilik travel didekat hotel tersebut. karena nomor telepon yang saya punya dikota itu hanya dia.

beberapa menit kemudian dia sudah berada di lokasi tempat kami menunggu, setelah menenangkan kami, dia mencarikan kami taxi yang aman untuk kembali ke hotel.
Begitu Baiknya ia menolong kami, padahal kenalpun hanya karena kami menggunakan jasa travel nya untuk city tour.
Benar-benar ini yang namanya menolong tanpa pilih kasih, tanpa pamrih.. Bahkan pada orang yang tak dikenal sekalipun.

"be helpful to everybody, whoever he/she is"

Friday, September 23, 2011

Catatan Seorang Nahkoda

Tanpa terasa tahun 2011 menyisahkan tiga bulan lagi untuk dilalui. Moment pergantian tahun sudah didepan mata. Bagi sebagian besar orang, ini merupakan saat yang spesial dan ditunggu kehadirannya. Apakah untuk berkumpul dan berlibur bersama keluarga, ataupun hanya sekedar menikmati keindahan alam nusantara bersama teman dan kerabat.

Saya jadi terkenang saat dua atau tiga tahun lalu, saat saya bersama sahabat menghabiskan moment pergantian tahun disebuah pulau kecil nan indah di hamparan kepulauan seribu. Pulau Tidung namanya, kecil, namun indah menyejukkan mata. Hamparan pasir putih dan keindahan wisata lautnya membuat betah berlama-lama di kedalaman birunya air. Tidung yang terdiri dari dua pulau bersebelahanan, tidung besar dan tidung kecil ini, memiliki sebuah jembatan yang menghubungkannya. Jembatan ini sangat indah dan menarik, bisa menjadi tempat arena bersepeda, tumpuhan loncatan menuju air pantai, atau menikmati sunset yang begitu indah, ketika cahaya matahari sore menyeruak ingn menyapa gelap. Atau bisa menjadi jembatan 'cinta' bagi beberapa pasangan.

Namun ada sesuatu hal yang sangat menarik yang ingin saya ceritakan kali ini, bukan tentang keindahan Tidung yang mempesona, tidak juga pasir putih lembut menggoda, ataupun bahari bawah laut yang begitu memanjakan mata. Tapi ini mengenai perjalanan saya diatas kapal penumpang, yang dibawa oleh nahkoda dari daratan tanjung priok menuju tidung. Kapal sederhana, yang tidak begitu tahan terpa'an angin kencang, yang bermuatan tidak lebih dari dua ratus orang itu, mencoba memecah gelombang melewati deretan pulau digugusan kepulauan seribu. Pagi hari yang cerah, secerah harap penumpang diatas kapal, secerah hati para pelancong, atau bahkan masyarakat asli tidung yang akan kembali ke pulau mereka.

Perjalanan yang menyenangkan, walaupun ditengah-tengah laut sempat terhentikan oleh pecahan gelombang yang begitu besar, sehingga memaksa nahkoda memutarkan kapalnya menuju pulau terdekat, pulau pramuka, untuk berhenti sejenak,sampai deburan ombak dan gelombang mulai bersahabat lagi dengan kemampuan laju kapal. Dua puluh menit bukanlah waktu yang lama, karena pemandangan sekitar yang begitu memukau.

Memang, dua atau tiga tahun lalu kejadian ini saya alami, namun pelajaran yang saya dapatkan dari nahkoda kapal ini masih terus teringat.

Nahkoda kapal yang terlihat sangar dan gambaran tato disekujur tubuhnya, begitu lihai memainkan kemudi kapal. Saya yang duduk tepat dekat jendela samping kanan kemudi dengan leluasa dapat melihat bagaimana ia mengemudi. Santai, tak seperti laju kapal yang terasa terombang ambing gelombang.
Obrolan ringan antara saya, nahkoda kapal dan beberapa orang sekitar cukup menyenangkan, dan membuat waktu perjalanan tak begitu terasa. Banyak cerita, namun ada satu kisah yang menarik, yang memberi pelajaran besar tentang kehidupan. Dan ini kisah sang Nahkoda.

Sebagai seorang pengemudi yang hari-harinya dilalui diatas kapal, dari satu tempat-ketempat lain, satu pulau ke pulau yang lain, berpindah-pindah kapal, berpindah-pindah tempat tidur, berjumpa dengan orang-orang yang baru, berbulan-buan jauh dari keluarga, terutama sang istri.
Dapat dibayangkan bagaimana kisah kehidupan berjalan, berhari-hari bahkan berbulan diatas kapal, sehingga tak banyak yang bisa dilakukan. Hingga teman karib nya adalah minuman keras, mabuk-mabukan, berjudi dan berganti pasangan.
'Itulah hari-hari kami, dan setiap tempat pasti selalu bertemu wanita-wanita berbeda, sementara kami meninggalkan anak dan istri yang selalu menunggu dirumah' sang nahkoda bercerita.

Saat dirumah pun, kebiasaan ini sering berulang, terutama mabuk, minuman keras. Tak jarang sang nahkoda memaksa istri nya untuk mencarikan minuman keras untuknya. Dan tak jarang pula ketika keinginan itu tak disanggupi oleh sang istri, ia sering berlaku kasar. Menghukum sang istri dengan kekerasan fisik.
'Dan itu berlangsung bertahun-tahun, namun saya sempat berfikir, mengapa istri saya tidak pernah melawan, tetap bertahan walaupun sering tersakiti, walaupun mungkin ia tahu seperti apa kelakuan saya saat berlayar ' Sang nahkoda menambahkan.

Dan saat kondisi benar-benar kacau melandanya, sang nahkoda benar-benar uncontrol, mabuk-mabukan yang luar biasa, memaksa istrinya untuk menyediakan minuman keras. Dan akhirnya ia pun benar-benar dalam kondisi yang parah.
'Saat itu saya seperti tak sadarkan diri, itu adalah kondisi mabuk saya yang paling berat dan menggila, dan saya pikir hidup saya akan berakhir dengan cara seperti itu' Nahkoda itu bercerita sambil kemudi tetap ditangannya.

Dan yang benar-benar membuat lelaki bertato ini terperangah, adalah saat ia sadar dari pingsannya, saat tubuhnya berangsur pulih, dan ia menatap seorang wanita yang senantiasa merawatnya dengan tulus.
Padahal wanita itu adalah orang yang senantiasa ia khianati bertahun-tahun, yang ia tinggalkan dirumah, namun wanita itu tetap setia, sementara lelaki nahkoda ini sibuk bergonta-ganti wanita disetiap temapt yang ia singgahi, padahal wanita itu adalah objek kekerasan dan kedzaliman dirinya. Namun ia senantasa iklas dan setia, ia adalah istri sang nahkoda yang berhati tulus.

Lelaki yang sudah mulai terlihat menua namun tetap gagah itu kembali menuturkan kisahnya. Dengan sedikit lirih nada suaranya, dan mata yang sedikit berkaca-kaca, 'Saat itu saya tersadar betapa tulusnya wanita yang saya nikahi itu, dan tak pernah iya memaki, memarahi, dan memaksa saya untuk berhenti bersikap kotor. Ia hanya menunjukkan sikap tulusnya, merawat saya dan anak-anak dengan ikhlas. Dan merubah saya dengan doa-doa nya. Dan saya rasa, itulah kekuatan terbesar yang dimilikinya, dan melunakkan hati saya'.

Sejak kejadian itu, sang nahkoda berjanji dalam dirinya, tak ada lagi alasan untuk menyakiti dan menghianati istrinya, padahal sang istri begitu setia dan tulus bertahun-tahun, dan ia berjanji untuk melupakan kebiasaan dimasa lalunya. Keinginan untuk mabuk, minum minuman keras dan berganti wanita disetiap persinggahannya ia kubur dalam dalam.

Tak hanya kata, namun ia buktikan dengan tindakan seorang 'hero' yang bertanggung jawab, ia tinggalkan kapal tempat ia senantiasa berlayar. Dan sekarang ia hanya melayar dengan kapal kecil, diseputaran gugusan kepulauan seribu. Secara penghasilan, pastilah jauh lebih sedikit dari pekerjaan sebelumnya, namun kedamaian terasa olehnya, goadaan-godaan besar kehidupannya seperti saat di kapal besar sudah tak ia jumpai. Ia mengatakan, tak akan lagi ia kehilangan keluarga dan istri nya yang begitu tulus, biar lah pekerjaan besar itu berganti dengan materi yang sedikit, asal ia dapat memperbaiki kesalahannya.

'Dan saya tobat,mas' Ujar lirih sang nahkoda sambil menepihkan kapal ke mulut pantai tidung.

Terperangah, haru, sekaligus kagum dan bahagia mendengarkan kisah sang nahkoda, pelajaran yang begitu berharga, kisah kehidupan yang begitu indah, bisa jadi lebih indah dari tidung yang sudah ada di depan mata, apabila kita benar-benar memaknai dan memetik hikmah.

"Bahwa menyampaikan hal kebaikan kepada seseorang bukanlah dengan hujanan kata dan hujatan, makian dan paksaan, tapi dengan cinta dan ketulusan, dengan akhlak yang mulia, di iringi doa disetiap harap."

"Bahwa batu yang begitu keraspun bisa terkikiskan oleh tetesan air yang terlihat begitu lemah, apabila terus menerus tiada henti dilakukan."

"Bahwa tak ada yang tak mungkin didunia ini, jika IA menghendaki"

Saya hanya mengucapkan doa untuk sang nahkoda yang luar biasa, dan ribuan terima kasih dari hati, untuk kisah dan nasehat kehidupan, untuk mengantarkan saya dan para penumpag dengan selamat, untuk segera menikmati Tidung yang sepertinya mulai menari-nari menggoda para pendatang untuk berkelana, berpisah dari masa lalu untuk menyapa masa depan.