Seperti biasa, travelling ke beberapa kota di asia sudah menjadi agenda tahunan saya bersama teman-teman komunitas mc backpackers. Tahun lalu yang menjadi tujuan wisata kami adalah beberapa kota di vietnam. Dan sekarang saya mau mengenang sejenak tentang perjalanan saya ke kota Ho chi min, ibukota negara Vietnam. Lagi-lagi bukan cerita mengenai kota-kotanya saja, namun hikmah dibalik setiap perjalanan.
Pertamakali menginjak kota ini, tidak ada yang begitu spesial, karena keadaan kota hochimin tidak jauh berbeda dengan kota-kota di Indonesia, bahkan cenderung lebih 'biasa'. Berkeliling Kota jajahan US ini akhirnya membuat saya terkenang dengan keadaan Indonesia beberapa puluh tahun lalu. Wajar, negara ini merdeka nya juga belum lama. Wah apalagi di pasar yang terletak di tengah kota, saya tersenyum sedikit bangga, karna harga-harga dipasar ini dua ali lebih murah dibanding dengan di Indonesia. Pasti, karna nilai tukar mata uang mereka pun juga dua kali dibawah rupiah. Suuttt.. satu lagi, mereka benar-benar tidak bisa berbahasa selain bahasa mereka. Inggris pun tak bisa. Jadi ketika bertansaksi, senjata mereka hanya kalkulator.. wahhh.. Bangga Indonesia nih jadinya.
Point nya adalah ketika saya sedang mencari travel untuk berkeliling kota hochimin sekaligus membawa kami ke sebuah museum / kawasan perang, dan terowongan pertahanan vietnam 'chuchi tunnel' ketika musim perang.
Salah seorang pemilik travel didekat penginapan, menawarkan paket mereka dengan begitu ramah , dan lancar berbahasa inggris. Dan Alhamdulillah kita mendapatkan harga yang spesial. Terus terang saya sangat respek dengan pemilik travel ini, terlihat dia membantu dengan sepenuh hati.
Al hasil jadilah kami berkeliling hochimin keesokan harinya.
Sebenarnya, cerita berikut adalah kejadian yang tak mau saya ingat lagi, namun harus saya ceritakan untuk sama-sama mengambil hikmah.
Ketika kami ingin menuju hotel setelah belanja di pasar tengah kota, Kami dibajak oleh Sopir taxi dikota itu, dia mencoba memeras kami, dengan bahasa vietnamnya dia memaksa kami membayar mahal taxi yang jaraknya sangat dekat, dengan keadaan taxi terkunci.
Dengan keadaan yang semua panik, kami berhasil keluar dari mobil dan langsung berteriak meminta tolong, dengan bahasa inggris dan bahasa indonesia.. haha.. namun taxi itu lebih dahulu tancap gas, tak dapat dikejar oleh masyarakat sekitar.
Setelah meminta pertolongan dengan beberapa sekurity di daerah perkantoran didekat danau ditengah kota hochimin, akhirnya kami berhasil menelephon seseorang, yang entah saya pun tidak mengerti mengapa akhirnya kami menelpon pemilik travel didekat hotel tersebut. karena nomor telepon yang saya punya dikota itu hanya dia.
beberapa menit kemudian dia sudah berada di lokasi tempat kami menunggu, setelah menenangkan kami, dia mencarikan kami taxi yang aman untuk kembali ke hotel.
Begitu Baiknya ia menolong kami, padahal kenalpun hanya karena kami menggunakan jasa travel nya untuk city tour.
Benar-benar ini yang namanya menolong tanpa pilih kasih, tanpa pamrih.. Bahkan pada orang yang tak dikenal sekalipun.
"be helpful to everybody, whoever he/she is"
No comments:
Post a Comment