Tuesday, January 17, 2012
Belajar dari Salmon "Kadar kebahagiaan setiap orang berbeda"
Kesenang, kenikmatatan, kelezatan dan kebahagiaan akan suatu hal, belum tentu sama dirasakan setiap orang.
Sebagai contoh, menikmati makanan Jepang, ikan segar (Sushi) adalah menyenangkan dan nikmat bagi sebagian orang, tapi belum tentu bagi yang lain.
Saya terkenang saat-saat mendapatkan hidangan jamuan makan malam yang luar biasa. Konon hidangan tersebut adalah makanan segar terlezat, mahal dan bergengsi : "Ikan Salmon Segar".
Memang ketika melihat Salmon segar di depan mata tersebut mengundang selera untuk segera 'melahap' nya. Merah, segar, terlihat nikmat dan menggiurkan. Namun saat daging mentah itu masuk ke dalam mulut, rasanya tak kuat mulut melanjutkan tugas untuk menyantap salmon kecuali memuntahkannya. Ternyata sama sekali tak enak.
Daging Salmon segar mungkin merupakan makanan paling lezat bagi masyarakat Jepang, tapi tidak demikian bagi kita, saya khususnya.
Sesuatu hal yang sepertinya menyenangkan, membahagiakan, begitu lezatnya bagi orang lain, belum tentu demikian bagi kita.
Tuhan telah menetapkan kadar rasa, kesenangan, kebahagian yang berbeda-beda antara satu dan lainnya. Dan Ia telah menetapkan kadar yang paling pas bagi hambanya, sesuai dengan keadaan kehidupan dan kebutuhan sang hamba.
Janganlah mengharapkan kesenangan, kebahagiaan yang ada pada orang lain, karena belum tentu itu dapat membahagiakan, menyenangkan bagi kita.
Tak usah iri dengan kehidupan orang lain, karena Tuhan telah siapkan cerita kehidupan terbaik untuk kita.
Tak perlu melihat keatas jika kemudian kita mengeluh, namun lihatlah kebawah untuk kemudian kita bersyukur.
Ingat! Salmon segar, lezat dinikmati oleh orang lain, belum tentu lezat bagi lidah kita.
Salam,
@rendyyusran
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Luar biasa. Dalam sekali renungannya ..
ReplyDeleteThanks a lot ya